Menu Berita


Senin, 10 Juni 2013

Haluan Kota Membuka Lowongan untuk Reporter, Biro dan Perwakilan. Saatnya Anda Bergabung!!

Klik Gambar untuk memperbesar

Dibutuhkan juga bagi Anda yang ingin menjadi Biro atau Perwakilan untuk daerah lainnya di seluruh Nusantara. Lebih diutamakan untuk wilayah: Jawa Barat, Jogjakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Medan, dan Palembang.

Syarat:
1. Pria/Wanita usia maks. 40 tahun
2. Pendidikan min. SMA
3. Menyukai dunia jurnalistik

Sistem sangat menguntungkan. Bagi yang berminat silahkan hubungi Redaksi.

Sabtu, 08 Juni 2013

Cara Memasang Musik di Blog

By Franky Adinegoro


Kamu bisa menambahkan musik ke dalam blog. Bentuknya begini, saat orang berkunjung ke blog kamu, mereka langsung mendengarkan lagu yang telah kamu pilih. Seperti pas kamu mengunjungi blog saya ini.  

Jadi, sambil membaca blog, pembaca juga disuguhi lagu. Asyik kan!

Begini caranya.
  1. Pilih dulu lagu yang bakal kamu masukkan. Kamu bisa pilih Divine Music atau KLIK DISINI.
  2. Ketika masuk ke link lagu tersebut, kita akan melihat daftar nama artis.
  3. Klik saja salah satu nama artis, missal Bruno Mars sehingga tampilannya menjadi seperti berikut ini.

Bruno Mars - Just The Way You Are

Click he to listen

Copy and Paste:

  • Sekarang buka Blogger.com dan loggin menggunakan akun blogger kamu.
  • Masuk ke bagian TATA LETAK, lalu klik TAMBAH GADGET.
  • Pilih HTML/JAVA SCRIPT.
  • Kopikan saja kode lagu yang ada di dalam kotak situs Divine Music tadi.
  • Kemudian SAVE.
  • Sekarang buka blog kamu.


Semoga Bermanfaat!

Kamis, 30 Mei 2013

Wajah Haluan Kota



Susunan Redaksi






PEMIMPIN UMUM/PENANGGUNGJAWAB REDAKSI:
Zulpa Tanjung

REDAKTUR PELAKSANA:
Jamie Reksa

STAF REDAKSI:
Hendra Sedayu, HS Arkadius Sutanto

PERWAKILAN DKI JAKARTA:
Ardan Burodi

PERWAKILAN BENGKULU:
M Ridwan

PERWAKILAN KABUPATEN LEBONG:
Ibnu Umayyah

PEMIMPIN PERUSAHAAN:
Zulpa Tanjung

BAGIAN SIRKULASI DAN IKLAN:
Rahmat Hidayat

Diterbitkan oleh:
PT Haluan Pers Indonesia

REDAKSI DAN TATA USAHA:
Jln. MH Thamrin Gg. Keluarga, Air Rambai, Curup, Rejang Lebong, Bengkulu.

PERWAKILAN DKI JAKARTA:
Jln. H Samali Raya No. 31 B, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan 12740

PERCETAKAN:
Teman Lubuklinggau (Isi di luar tanggungjawab percetakan).

E-Mail: haluankota@gmail.com  
Weblog: haluankotabengkulu.blogspot.com

Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi Haluan Kota hendaknya ditik dengan spasi rangkap, maksimal 5.000 karakter, ditandatangani, dan disertai identitas (kalau ada, cantumkan nomor telepon dan faksimile).

Untuk format digital, dikirim ke alamat haluankota@gmail.com. Setiap artikel/tulisan/foto atau materi apapun yang telah dimuat di Haluan Kota, dapat diumumkan/dialihwujudkan kembali dalam format digital maupun non digital yang tetap merupakan bagian dari Haluan Kota.

WARTAWAN HALUAN KOTA SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/MEMINTA APAPUN DARI NARASUMBER


Senin, 27 Mei 2013

Ketika Sipir Berubah Menjadi 'Monster'

Riko saat dirawat di RSUD Curup, ditemani keluarga.
Napi digebuk hingga Muntah Darah dan Berak Darah. Orang Tua Korban ancam melapor ke Komnas HAM

CURUP, HK: Rabu, 8 Mei 2013. Pagi itu, sekitar pukul 9, Riko tengah membaca surat Yasin di masjid yang terletak di dalam kawasan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Sejak dilaporkan sang istri karena perkara Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), lelaki berusia 38 tahun itu kini tak bisa menghirup udara bebas seperti selama ini.

Warga Kabupaten Lebong, penghuni Blok B kamar B2 itu sekarang menjadi manusia yang kebebasannya terenggut. Mungkin membaca Surat Yasin adalah salah satu jalan untuk menenangkan batin dan pikirannya sejak resmi menjadi warga binaan Lapas Curup.

Rupanya, hidup di dalam Lapas tidaklah mudah. Semua serba keras. Dan petaka itu pun dialami oleh Riko, pada Rabu 8 Mei itu.

Saat sedang membaca Surat Yasin pagi itu, seperti biasa di Masjid, ia dipanggil sipir penjara. Kata sipir saat itu, ada orang yang mau menjenguk Riko sehubungan dengan kasus yang menimpanya.

Celakanya, pemberitahuan itu tidak serta-merta Riko turuti. Ia masih asyik meneruskan membaca surat ke 36 Al Quran yang kerap dibaca di acara kematian itu. Jelas saja, ia akhirnya terlambat sekitar 10 menit menemui si pembesuk.

Usai pertemuan dengan pembesuk, memang belum terjadi apa-apa. Sekitar pukul 14.00 WIB, tepatnya usai apel siang, ia kembali dipanggil 2 orang petugas Lapas. Kali ini, Riko disuruh duduk di lantai. Selang satu menit duduk, kedua petugas ini lang-sung memukul pipi Riko.

Riko terkejut dan sangat takut. Sialnya, serangan itu tak kunjung berhenti. Kedua petugas ini bak sesosok monster, terus saja melampiaskan emosinya. Bogem mentah pun kembali bersarang ke dada dan perut pria Lebong ini tanpa ampun. Itu belum seberapa.

“Mereka meletakkan pemacis api di antara jari tangan kiri saya dan langsung diremas erat–erat seperti memeras santan sambil mereka menginjak perut saya,” ungkap Riko.

Mendapat ‘gemblengan ilmu kanuragan’ seperti itu, kontan saja membuat Riko harus dilarikan ke rumah sakit pada pukul 20.00 WIB. Dia harus segera diberi pertolongan.

Di RSUD Curup diketahui kalau Riko mengalami sejumlah luka lebam di bagian pipi, luka dalam di bagian dada, serta perut. Konon, Riko sempat mengalami masa kritis sesaat sebelum dilarikan ke rumah sakit. Ia muntah darah dan berak darah.

Saat masih dirawat di rumah sakit, kepada wartawan Riko bercerita dan mengaku kenal dengan salah seorang sipir penjara yang menggebuk dia Rabu petang itu. 

“Saya hanya kenal 1 dari 2 petugas lapas itu, yaitu YN,” ucap Rico.

Dari pengakuan Riko juga, ternyata kekerasan seperti yang baru saja dialaminya itu sesungguhnya tidak hanya menimpa dirinya.

“Napi lain juga sering mengalami hal seperti saya ini. Tapi kami tidak berani mengadu. Lagian kami mau mengadu kemana, kami ini hanya orang kecil yang selalu disiksa oleh mereka,” ungkap Riko

Bakal Melapor ke Komnas HAM
Rusli, ayah kandung Riko, gusar bukan main. Pria berusia 50 tahun ini mengancam bakal melaporkan kasus ini ke polisi jika pihak Lapas tidak ada iktikad baik untuk menyelesaikan kasus pemukulan itu.

Bahkan, jika belum tuntas juga, demi mendapatkan rasa keadilan, Rusli berniat mengadukan kasus ini ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Jakarta.

Permintaan Rusli dan keluarga sebenarnya tidak banyak. Mereka cuma meminta agar para pelaku ditindak tegas, kemudian, menanggung seluruh biaya pengobatan sampai sembuh.

“Kalau tidak, kami akan melaporkan ke Komnas HAM,” ancamnya penuh emosi.

Di samping itu, Rusli juga meminta jaminan keamanan dan keselamatan setelah Riko pulih dan kembali menjalani sisa hukuman di Lapas Curup.

Kalapas Bantah Isyu Pemukulan
Uniknya, dalam sebuah pemberitaan koran setempat, Kepala Lapas Curup Edi Prayitno, keberatan jika kondisi memilukan Riko disebut-sebut sebagai akibat pemukulan anak buahnya.

Namun, dia berjanji akan menyelidiki peristiwa itu setelah Riko pulang dari rumah sakit nanti.

“Soal pemukulan itu saya belum tahu. Jika nantinya, ternyata terbukti ada kejanggalan terhadap peristiwa tersebut maka saya akan tindaklanjuti kasus ini secara tegas,” kata Edi.

Kata Edi, ia sudah menginstruksikan untuk menyelidiki kasus ini hingga tuntas. Pihaknya berjanji akan memintai keterangan Riko sepulang korban dari Rumah Sakit.

“Jika terbukti, selain sanksi teguran dan tertulis, secara aturan akan dilakukan pemotongan gaji terhadap oknum petugas Lapas,” ujar Edi.

Reporter: FRANKY ADINEGORO